Semester ganjil
2012 / 2013
Nama
: Fajar
Putri Andini
NIM : A1L011102
Angkatan : 3
Rombongan : 1
Kelompok : Kebun
Campur
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
PURWOKERTO
2012
ACARA V
PENGAMATAN
PENGUAPAN AIR HARIAN PADA LAHAN SAWAH, TEGALAN, KEBUN CAMPUR DAN RUMPUT GAJAH
A.
Tujuan
1. Mengetahui
penguapan harian pada lahan sawah, tegalan, kebun campur dan kebun rumput gajah
selama 3 hari.
2. Mengetahui
penguapan harian yang paling besar dari ketiga penggunaan lahan.
B.
Bahan dan
Alat
Bahan yang
digunakan terdiri atas lahan sawah, tanah tegalan, kebun campur, air ledeng
(sumur), barang pengamatan, dan alat pencatat.
Alat
yang digunakan adalah panic evaporasi yang terdiri atas tatakan kayu (palet)
dan panic plastic diameter 60 cm, mistar pengamatan, ember untuk mengisi air.
C.
Prosedur
Kerja
1. Disiapkan
sebuah panci evaporasi
Mistar pengamatan
Air
Tatakan (palet)
2. Panci
evaporasi ditempatkan diatas palet pada lahan sawah, tegalan, kebun campur, dan
lain-lain. Kemudian panci diisi air lk 0,5-0,6 tebal panci, tempatkan mistar
pengamatan dan biarkan permukaan air tenang.
3. Kemudian
pada waktu yang tercatat (misalnya pkl 15.00 WIB) amati tinggi permukaan air
pada mistar pembacaan dan dicatat tingginya (mm0). Biarkan air dalam
panci menguap selama 24 jam. Hari berikutnya pada waktu yang sama dilakukan
pembacaan permukaan air yang kedua dan dicatat tingginya (mm1).
Pekerjaan seperti ini dilakukan selama 3 hari dengan cara dan waktu yang sama.
D.
Hasil
dan Pembahasan
1.
Hasil
Lahan
|
||||
Sawah
|
Tegalan
|
Kebun
Campur
|
Rumput
Gajah
|
|
Jum’at
|
11,5
|
12,4
|
12
|
11,5
|
Sabtu
|
10,6
|
5,4
|
7
|
5,3
|
Minggu
|
11
|
10,5
|
12,4
|
5,4
|
Perhitungan
:
Rumput Gajah :
t1 =
=
=
8,7 cm = 87 mm
t2 =
=
=
0,2 cm = 2 mm
Evaporasi 1 = ( 5,3 – 11,5 ) cm + 87 = - 6,2 cm + 87
mm
= - 62 + 87 = 25 mm
Evaporasi 2 =
( 5,4 – 5,3 ) cm + 2 = 0,1 cm + 2 mm
= 1 + 2 = 3 mm
Evaporasi rata-rata harian =
=
= 14 mm
Kebun
Campur :
t1=
=
=
5,21 cm = 52,1 mm
t2 =
=
=
3,99 cm = 39,9 mm
Evaporasi 1 = ( 70 – 120 ) + 52,1 = 2,1 mm
Evaporasi 2 = ( 124 – 70 ) + 39,9 = 84,1 mm
Evaporasi rata-rata harian =
=
= 43,3 mm
Tegalan
:
t1 =
=
= 10,45
cm = 104,5 mm
t2 =
=
= 0 cm =
0 mm
Evaporasi
1 = (mm1 – mm0) + t1 = (54 – 124) + 104,5 = 34,5 mm
Evaporasi
2 = (mm1 – mm0) + t2 = (105 – 54) + 0 = 51 mm
Evaporasi harian rata-rata =
= 42,75 mm
Sawah
:
t1=
=
=
9,9837 cm = 99,837 mm
t2 =
=
0,138 cm = 1,38 mm
Evaporasi 1 = ( 48 – 88 ) + 99,837 = 59,837 mm
Evaporasi 2 = ( 52 – 48 ) + 1,38
= 5,38 mm
Evaporasi rata-rata harian =
=
= 32,6085 mm
2. Pembahasan
Dari
data diatas, didapati hasil evaporasi yang pertama adalah kebun campur dengan
hasil perhitungan evaporasi 43,3 mm (data tersebut diperoleh dari hasil
evaporasi hari jum’at 12 mL ; sabtu 7 mL ; minggu 12,4 mL) , yang kedua adalah
lahan tegalan 42,75 mm (data tersebut diperoleh dari hasil evaporasi hari
jum’at 12,4 mL ; sabtu 5,4 mL ; minggu 10,5 mL), ketiga adalah lahan sawah
32,6085 mm (data tersebut diperoleh dari hasil evaporasi hari jum’at 11,6 mL ;
sabtu 10,5 mL ; minggu 11 mL) dan yang paling rendah adalah pada lahan rumput
gajah sebesar 14 mm (data tersebut diperoleh dari hasil evaporasi hari jum’at
11,5 mL ; sabtu 5,3 mL ; minggu 5,4 mL).
Berdasarkan literatur
dijelaskan bahwa penguapan air harian tertinggi terdapat pada lahan sawah namun
dari hasil praktikum kami diperoleh data,
bahwa lahan kebun campurlah yang paling tinggi mengalami penguapan air harian.
Hal ini dikarenakan kurangnya ketelitian pada saat pengamatan praktikum oleh
praktikan dan mungkin karena banyaknya air hujan yang turun
pada wadah / di permukaan tanah yang seharusnya itu sulit untuk langsung jatuh
karena terhalang banyak pohon-pohon penghalang. Tetapi untuk mendapatkan sinar
matahari kebun campur memang agak terik.
Sedangkan lahan rumput gajah
adalah lahan yang mengalami evaporasi paling sedikit di banding ke tiga lahan
lainnya. Dikarenakan pada lahan rumput gajah memiliki kelembaban yang cukup
lembab sehingga tidak mengalami evaporasi yang tinggi dan dilain pihak lahan
rumput gajah mengalami penguapan yang sedikit karena kerapatan tanaman yang
cukup relatif.
Data pada hari ke 1, 2, dan
3 pada setiap ember terjadi pengurangan timbangan. Hal tersebut terjadi karena
adanya penguapan atau evaporasi. Laju evaporasi sangat tergantung pada masukan
energy yang diterima, maka akan semakin banyak molekul air yang diuapkan.
Sumber energy utama untuk evaporasi adalah radiasi matahari. Oleh sebab itu,
laju evaporasi yang tinggi tercapai pada waktu sekitar tengah hari . (Lakitan, 1997).
Data di atas menunjukkan adanya perbedaan
cahaya matahari yang diterima dengan adanya perbedaan penguapan antar hari
pertama dan hari kedua dan hari ketiga, hari ketiga lebih dipengaruhi oleh
intensitas matahri, dan pada saat pengamatan hari kedua lebih banyak terjadinya
hujan dan berawan sehingga penguapan terjadi paling sedikit pada hari kedua.
Selain masukan energy, laju evaporasi juga dipengaruhi
oleh kelembaban udara, laju evaporasi akan semakin terpacu jika udara di
atasnya kering (kelembaban rendah), sebaliknya akan terhambat jika kelembaban
udaranya tinggi. jika udara diatasnya dalam kondisi jenuh uap air, maka
evaporasi tidak dapat berlangsung, walaupun cukup besar energy yang diterima (Lakitan, 1997).
Waryono
( 1987 ) menyatakan bahwa besarnya evaporasi pada
permukaan tanah ditentukan oleh suhu udara, kejenuhan tanah, suhu tanah,
kelembaban nisbi udara, dan kecepatan angin.
E.
Kesimpulan
1.
Kelembaban dan penguapan pada
kedua jenis lahan, yaitu kebun campur dan rumput gajah memiliki temperature
yang cukup berbeda-beda dalam tiga hari pengamatan.
2.
Penguapan pada lahan kebun
campur lebih besar dibandingkan dengan penguapan pada sawah.
3.
Kelembaban dan penguapan maksimum
terjadi pada hari ketiga, hal ini disebabkan karena cuaca yang panas dan cerah.
4.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi suhu udara, suhu tanah, kelembaban, dan evaporasi diantaranya :
radiasi matahari, tekanan udara, kecepatan angin, keawanan dan kelembaban
relatif.
5.
Hasil evaporasi yang
tertinggi adalah lahan kebun campur dengan hasil perhitungan evaporasi 43,3 mm
dan terendah adalah lahan rumput gajah sebesar 14 mm.
DAFTAR
PUSTAKA
Basoeki.
1997. Dasar-dasar Klimatologi. Purwokwrto: universitas Muhammadiyah.
Daldjoeni, N.
1983. Pokok-Pokok Klimatologi. Penerbit Alumni: Bandung
Glenn, Trewartha. 1995. Pengantar Iklim. Gadjah Mada University:
Yogyakarta.
Hasan,
Mohmmad Urip. 1970. Dasar-Dasar Meteorologi Pertanian. PT Soerongan : Jakarta.
Lakitan, Benyamin. 2002. Dasar-dasar
Klimatologi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Mitisapto,
Mulyono, dkk. 1986. Asas-asas Meteorologi Pertanian. Yudistira: Jakarta
Timur.
LAMPIRAN
Lahan
|
||||
Sawah
|
Tegalan
|
Kebun
Campur
|
Rumput
Gajah
|
|
Jum’at
|
11,5
|
12,4
|
12
|
11,5
|
Sabtu
|
10,6
|
5,4
|
7
|
5,3
|
Minggu
|
11
|
10,5
|
12,4
|
5,4
|
Rumput
Gajah :
t1 =
=
=
8,7 cm = 87 mm
t2 =
=
=
0,2 cm = 2 mm
Evaporasi 1 = ( 5,3 – 11,5 ) cm + 87 = - 6,2 cm + 87
mm
= - 62 + 87 = 25 mm
Evaporasi 2 =
( 5,4 – 5,3 ) cm + 2 = 0,1 cm + 2 mm
= 1 + 2 = 3 mm
Evaporasi rata-rata harian =
=
= 14 mm
Kebun
Campur :
t1=
=
=
5,21 cm = 52,1 mm
t2 =
=
=
3,99 cm = 39,9 mm
Evaporasi 1 = ( 70 – 120 ) + 52,1 = 2,1 mm
Evaporasi 2 = ( 124 – 70 ) + 39,9 = 84,1 mm
Evaporasi rata-rata harian =
=
= 43,3 mm
Tegalan
:
t1 =
=
= 10,45 cm = 104,5 mm
t2 =
=
= 0 cm = 0 mm
Evaporasi
1 = (mm1 – mm0) + t1 = (54 – 124) + 104,5 = 34,5 mm
Evaporasi
2 = (mm1 – mm0) + t2 = (105 – 54) + 0 = 51 mm
Evaporasi
harian rata-rata =
= 42,75
mm
Sawah
:
t1=
=
=
9,9837 cm = 99,837 mm
t2 =
=
0,138 cm = 1,38 mm
Evaporasi 1 = ( 48 – 88 ) + 99,837 = 59,837 mm
Evaporasi 2 = ( 52 – 48 ) + 1,38
= 5,38 mm
Evaporasi rata-rata harian =
=
= 32,6085 mm