LAPORAN
PRAKTIKUM DASAR ILMU TANAH
ACARA II PENETAPAN
KADAR AIR TANAH
DISUSUN
OLEH :
FAJAR
PUTRI ANDINI
A1L011102
AGROTEKNOLOGI
Rombongan
5
KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL DAN
KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2012
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Diseluruh permukaan bumi terdapat
aneka macam tanah, mulai dari yang paling gersang sampai yang paling subur, berwarna
putih, merah, cokelat, kelabu, hitam, dengan berbagai ragam sifatnya.Untuk
mempermudah mengenal masing-masing-masing jenis tanah serta kemampuannya dalam
usaha mempelajari dan menggunakan tanah, maka perlu perlu masing-masing tanah
diberi nama. Dengan demikian nama yang umumnya hanya terdiri atas satu atau dua
kata berfungsi sebagai alat untuk mempersingkatketerangan mengenai sifat
kemampuan suatu jenis tanah.
Seorang ahli menganggap bahwa tanah
adalah bagian permukaan bumi yang lembek sehingga perlu dipasang batu-batu di
permukaannya agar menjadi kuat. Dalam kehidupan sehari-hari tanah diartikan
sebagai wilayah darat dimana di atasnya dapat digunakan untuk berbagai usah,
misalnya pertanin, peternakan, mendirikan bangunan dan lain-lain. Dalam pertanian,
tanah diartikan lebih khusus yaitu sebagai media tumbuhnya tanaman darat. Tanah
berasal dari hasil pelapukan batuan bercampur dengan sisa-sisa bahan organic
dari organisme (vegetasi dan hewan) yang hidup di atasnya atau di dalamnya. Selain
itu di dalam tanah terdapat pula udara dan air.
Kadar air tanah dinyatakan dalam
persen volume yaitu persentase volume air terhadap volume tanah. Cara penetapan
kadar air dapat dilakukan dengan sejumlah tanah basah dikering ovenkan dalam
oven pada suhu 1000 C – 1100 C untuk waktu tertentu. Air yang hilang karena
pengeringan merupakan sejumlah air yang terkandung dalam tanah tersebut. Air
irigasi yang memasuki tanah mula-mula menggantikan udara yang terdapat dalam
pori makro dan kemudian pori mikro. Jumlah air yang bergerak melalui tanah
berkaitan dengan ukuran pori-pori pada tanah.
Air
mempunyai fungsi yang penting dalam tanah, antara lain pada proses pelapukan
mineral dan bahan organik tanah, yaitu reaksi yang mempersiapkan hara larut
bagi pertumbuhan tanaman. Selain itu, air juga berfungsi sebagai media gerak
hara ke akar-akar tanaman. Akan tetapi, jika air terlalu banyak tersedia,
hara-hara dapat tercuci dari daerah-daerah perakaran atau bila evaporasi
tinggi, garam-garam terlarut mungkin terangkat kelapisan tanah atas. Air yang
berlebihan juga membatasi pergerakan udara dalam tanah, merintangi akar tanaman
memperoleh O2 sehingga dapat mengakibatkan tanaman mati.
Tanah terdiri dari 5 ( lima )
komponen yaitu bahan mineral, bahan organic, udara, air, dan jasad renik. Bahan
penyusun tanah yakni bahan organik, bahan mineral, dan air merupakan satu
kesatuan yang bercampur didalam tanah sehingga sulit dipisahkan satu sama
lainnya (Kohnke, H. 1968)
Air Higroskopis adalah air yang
diadsorbsi oleh tanah dengan sangat kuat, sehingga tidak tersedia bagai
tanaman. Jumlahnya sangat sedikit dan merupakan selaput tipis yang menyelimuti
agregat tanah. Air ini terikat kuat pada matriks tanah ditahan pada tegangan
antara 31 - 10.000 atm (pF 4,0 – 4,7)
Air Kapiler adalah air tanah yang
ditahan akibat adanya gaya kohesi dan adhesi yang lebih kuat dibanding gaya
gravitasi. Air Gravitasi merupakan air yang tidak dapat ditahan oleh tanah,
karena mudah meresap ke bawah akibat adanya gaya gravitasi. Air gravitasi mudah
hilang dari tanah dengan membawa unsur hara seperti N,K,Ca sehingga tanah
menjadi masam dan miskin hara.
B.
Tujuan
Menetapkan
kadar air tanah kering angin, kapasitas lapang, dan kadar air maksimum tanah
dengan metode gravimetri (perbandingan massa air dengan massa padatan tanah)
atau disebut berdasarkan % berat.
BAB
II
METODE
KERJA
A.
Alat dan Bahan
Contoh
tanah kering angin, botol timbang, timbangan analitis, keranjang kuningan,
cawan tembaga porus, bejaana seng, kertas label, spidol, pipet ukur 2 mm, bak perendam,
serbet, kertas saring, oven, tang penjepitdan eksikator.
B.
Cara Kerja
1.
Kadar air kering udara
a.
Botol timbang dan penutupnya
dibersihkan, diberi label, lalu ditimbang (= a gram).
b.
Botol timbang diisi dengan contoh tanah
kering udara yang berdiameter 2 mm, kurang lebih setengahnya, ditutup lalu
ditimbang kembali (= b gram).
c.
Botol timbang yang berisi tanah
dimasukkan ke dalam ovendengan keadaan tutup terbuka. Pengovenan dilakukan pada
suhu 105-1100C selama minimal 4 jam.
d. Setelah
waktu pengovenan selesai botol timbang ditutup kembali dengan menggunakan tang
penjepit.
e.
Botol timbang yang telah ditutup
dikeluarkan dari oven dengan menggunakan tang penjepitlalu dimasukkan ke dalam
eksikator selama 15 menit.
f.
Setelah itu botol timbang diambil satu
persatu dengan menggunakan tang penjepit untuk ditimbang dengan timbangan yang
sama (= c gram).
2.
Kadar air kapasitas lapang
a. Keranjang
kuningan dibersihkan, diberi label kemudin ditimbang (= a gram).
b. Keranjang
kuningan yang telah ditimbang diletakkan ke dalam bejana seng.
c. Contoh
tanah kering angin 2 mm dimasukkan ke dalam keranjang kuningan setinggi 2,5 cm
(sampai tanda batas) secara merata tanpa ditekan.
d. Diteteskan
air sebanyak 2 ml dengan pipet ukursecara perlahan-lahan pada 3 titik tanpa
bersinggungan ( 1 titik = 0,67 mL )kemudian bejana senag ditutup, diletakkan
ditempat yang teduh dan dibiarkan selama 15 menit.
e. Keranjang
kuningan dikeluarkan dari bejana seng, diayak dengan hati-hati hingga
tertinggal 3 gumpalan tanah lembab lalu ditimbang (= b gram).
3.
Kadar air maksimum tanah
a. Cawan
tembaga porus dan petridish dibersihkan dan diberi label secukupnya.
b. Pada
dasar cawan tembaga porus diberi kertas saring, dijenuhi air dengan menggunakan
botol semprot. Kelebihan air dibersihkan dengan serbet (lap), dimasukkan ke
dalam petridish kemudian ditimbang (= a gram).
c. Cawan
tembaga porus dikeluarkan dari petridis, isi dengan contoh tanah halus 0,5 mm
kurang lebih 1/3nya, cawan diketuk-ketuk perlahan sampai permukaan tanahnya
rata. Contoh tanah halus ditambahkan lagi 1/3nya dengan jalan yang sama sampai
cawan tembaga porus penug dengan tanah. Kelebihan tanah di atas cawan diratakan
dengan colet.
d. Cawan
tembaga porus direndam dalam bak perendam dengan ditumpu batu dibawahnya agar
air bebas masuk ke dalam cawan tembaga porus. Perendaman dilakukan selama 12-16
jam.
e. Setelah
waktu perendaman selesai cawan tembaga porus diambil dari bak perendam.
Permukaan tanah yang mengembang diratakan dengan colet,, dibersihkan dengan
serbet, dimasukkkan ke dalam cawan petridis yang digunakan pada waktu
penimbangan pertama, lalu ditimbang (= b gram).
f. Cawan
tembaga porus dimasukkan ke dalam oven selama 24 jam dengan suhu 105-1100C.
g. Setelah
waktu pengovenan selesai cawan diangkat dengan tang penjepit dan dimasukkan ke
dalam eksikator selama 15 menit. Setelah itu diambil dengan tang penjepit
kemudian ditimbang beratnya (= c gram).
h. Tanah
yang ada di dalam cawan tembaga porus dibuang, cawan tembaga porus dibersihkan
dengan kuas, dialasi dengan petridis yang sama lalu ditimbang beratnya (= d
gram).
BAB
III
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil Pengamatan
1.
Tanah kering udara
Ulangan
|
Botol timbang kosong (a g)
|
(a)+ contoh tanah (b g)
|
(b) setelah dioven (c g)
|
Kadar air tanah kering udara (%)
|
Ka 1
|
22,5518
|
29,2662
|
29,2662
|
10,89 %
|
Ka 2
|
24,0961
|
230,6435
|
29,9994
|
10,91 %
|
Rata-rata
|
10,9 %
|
2.
Kapasitas lapang
Ulangan
|
Keranjang kuningan kosong (a g)
|
(a)+ gumpalan tanah basah (b g)
|
Kadar air kapasitas lapang (%)
|
KL-1
|
32,3292
|
41,5227
|
27,80 %
|
KL-2
|
31,3458
|
40,5112
|
27,91 %
|
Rata-rata
|
27,855 %
|
3.
Kadar air maksimum
Ulangan
|
Cawan+kertas
saring jenuh+petridis (a g)
|
(a)+tanah
basah jenuh air (b g)
|
(b)setelah
dioven 24 jam (c g)
|
Petridis+cawan+kertas
saring setelah dioven (d g)
|
Kadar
air maksimum (%)
|
KAM-1
|
74,3155
|
128,4609
|
100,9683
|
73,7768
|
99,1262
%
|
KAM-2
|
78,7893
|
122,1369
|
103,6525
|
77,8044
|
67,7013
%
|
Rata-rata
|
83,41375 %
|
B.
Pembahasan
Air
mempunyai fungsi yang penting dalam tanah. Antara lain pada proses pelapukan
mineral dan bahan organik tanah, yaitu reaksi yang mempersiapkan hara larut
bagi pertumbuhan tanaman. Selain itu, air juga berfungsi sebagai media gerak
hara ke akar-akar tanaman. Akan tetapi, jika air terlalu banyak tersedia,
hara-hara dapat tercuci dari daerah-daerah perakaran atau bila evaporasi
tinggi, garam-garam terlarut mungkin terangkat kelapisan tanah atas. Air yang
berlebihan juga membatasi pergerakan udara dalam tanah, merintangi akar tanaman
memperoleh O2 sehingga dapat mengakibatkan tanaman mati.
Kandungan
air tanah dapat ditentukan dengan beberapa cara. Sering dipakai istilah-istilah
nisbih, seperti basah dan kering. Kedua-duanya adalah kisaran yang tidak pasti
tentang kadar air sehingga istilah jenuh dan tidak jenuh dapat diartikan yang
penuh terisi dan yang menunjukkan setiap kandungan air dimana pori-pori belum
terisi penuh. Jadi yang dimaksud dengan kadar air tanah adalah jumlah air yang
bila dipanaskan dengan oven yang bersuhu 105oC hingga diperoleh
berat tanah kering yang tetap. (Hakim,
dkk., 1986).
Usaha
apapun yang dilakukan untuk mengendalikan jumlah dan ketersediaan air untuk
tanaman harus didasari oleh keterangan kuantatif mengenai neraca air di dalam
tanah. Neraca air tanah didaerah perakaran dengan volume tertentu mempunyai
arti bahwa selisih antara kadar air awal dan kadar air akhir yang merupakan
perubahan dalam waktu tertentu. Apabila air yang masuk melebihi kadar air yang
keluar,perubahan kadar air positif. Jika sebaliknya, dimana keluaran melebihi
masukan, perubahan kadar airnya negatif. Untuk mencapai keseimbangan antara oksigen
dan air tanah.
Neraca air tanah dapat diperhitungkan
untuk luasan dan kedalaman seberapapun, mulai dari sebuah contoh tanah yang
kecil sampai dengan sebuah DAS. Pada suatu lapangan yang terbuka, neraca air
tanah tidak dapat luput dari sifat-sifat iklim yang mrmpengaruhinya sangat
nyata.Tujuan dari pengaturan air di dalam tanah ialah untuk menyediakan air
sebanyak mungkin untuk di transpirasikan oleh tanaman untuk menghisap air tanah
, tanaman perlu melakukan kerja dengan besar energi tertentu. Jadi, tidak semua
air ada didalam tanah dapat diserap oleh tanaman untuk transpirasinnya, Ada 2 konsep
utama dalam mempelajari ketersediaaan air tanah :
1. Memakai pendekatan air.
2. Potensial air tanah. (Hanafiah, K.A. 2007)
Kadar air dalam tanah Ulfisol dapat
dinyatakan dalam persen volume yaitu persen volume air terhadap volume tanah.
Cara ini mempunyai keuntungan karena dapat memberikan gambaran tentang
ketersediaan air pada pertumbuhan pada volume tanah tertentu. Cara penetapan
kadar air tanah dapat digolongkan dengan beberapa cara penetapan kadar air
tanah dengan gravimetrik, tegangan atau hisapan, hambatan listrik dan pembauran
neutron. (Hardjowigeno, S., 1992).
Kapasitas
lapang adalah kandungan lengas maksimum yang terseia untuk pertumbuhan tanaman.
Pengukuran dapat dilaksanakan dengan membasahi tanah sampai lewat jenuh
kemudian dibiarkan air mengatur bebas karena gravitasi selama 48 jam. Pada
kondisi ini tanah mengandung lengas maksimum yang tersedia untuk tanaman. Pori
makro terisi udara, sedangkan pori mikro sebagian terisi air yang tersedia.
Pada umumnya harkat kandungan lengas kapasitas lapang meningkat berdasarkan
urutan-urutan : pasir < debuan < geluhan < lempung < gambut. Air
tersedia merupakan selisih antara kapasitas lapang dan titik layu yang besarnya
dipengaruhi tekstur, tetapi berbeda dengan kapasitas lapang. Sedangkan titik
layu permanen merupakan pada titik terbawah daerah kelembaban yang tersedia.
Suatu tanaman akan layu bila tidak bisa memperoleh air yang dibutuhkan.
Kelayakan sementara akan terjadi pada banyak tanaman pada suatu hari yang panas
dan angin bertiup, tetapi tanaman pulih kembali. Pada saat hari yang lebih
sejuk kelayuan permanen begitu pula kelayuan sementara tergantung pada besarnya
pemakaian air oleh tanaman (Sombroek,
1969).
Sebagian besar air yang diperlukan oleh tumbuhan berasal dari
tanah ( disebut air tanah ). Air ini harus tersedia pada saat tumbuhan
memerlukannya. Kebutuhan air setiap tumbuhan berbeda. Tumbuhan air umumnya
memerlukan air lebih banyak dibandingkan jenis tumbuhan lain. Air diperlukan
oleh tmbuhan untuk memenuhi kebutuhan biologisnya, antara lain untuk memenuhi
transpirasi, dalam proses asimilasi untuk pembentukan karbohidrat, serta untuk
mengangkut hasil-hasil fotosintesisnya ke seluruh jaringan tumbuhan. Air tanah
berfungsi sebagai pelarut unsur hara dalam tanah. Air tanah dan unsur hara ini
membentuk larutan tanah. Air tanah berfungsi membawa unsur hara ke permukaan
akar tumbuhan. Di dalam jariingan atau tubuh tumbuhan ini juga berperan mengangkut
unsur hara yang diserap akar ke seluruh tanaman (Indranada, 1994).
Dari
kegiatan praktikum yang dilakukan, praktikan mendapatkan bobot masing-masing
contoh tanah dan menghitung persentase kadar air yang terkandung di dalam
contoh tanah tersebut. Contoh tanah yang digunakan dalam praktikum ini adalah
tanah ultisol. Ultisol (dari ultimus latin = terakhir atau akhir) adalah mineral tanah dari
sedang untuk daerah
tropis, memiliki argilik atau
kandic horison atau
fragifan dengan kulit liat tebal, dan
kejenuhan basa rendah. mereka berbeda dalam Alfisols memiliki
kejenuhan basa alami lebih rendah (dan dengan demikian nilai pH umumnya lebih
rendah), kroma umumnya lebih
tinggi jika berdrainase baik,
tanah liat dan umumnya
mengandung lebih 1:1 dan 2:1 mineral lapisan tanah liat silikat.
Tanah Ultisol memiliki kemasaman kurang
dari 5,5 sesuai dengan sifat kimia, komponen kimia tanah yang berperan terbesar
dalam menentukan sifat dan ciri tanah umumnya pada kesuburan tanah. Nilai pH
yang mendekati minimun dapat ditemui sampai pada kedalaman beberapa cm dari
dari batuan yang utuh (belum melapuk). Tanah-tanah ini kurang lapuk atau pada
daerah-daerah yang kaya akan basa-basa dari air tanah pH meningkat pada dan di
bagian lebih bawah solum (Hakim,dkk. 1986).
Tanah Ultisol sering diidentikkan
dengan tanah yang tidak subur, tetapi sesungguhnya bisa dimanfaatkan untuk
lahan pertanian potensial, asalkan dilakukan pengelolaan yang memperhatikan
kendala (constrain) yang ada pada Ultisol ternyata dapat merupakan lahan
potensial apabila iklimnya mendukung. Tanah Ultisol memiliki tingkat kemasaman
sekitar 5,5 .
Faktor-faktor pembentuk tanah yang
banyak mempengaruhi pembentukan Ultisol adalah :
Bahan induk : Bahan induk tua,
misalnya batuan liat, atau batuan volkanik
masam.
Iklim
:Harus cukup panas (warm) dan basah (humid), di daerah iklim sedang dengan suhu tanah rata-rata lebih dari 8˚C,
sampai di daerah tropika.
Vegetasi
:Di daerah iklim sedang di didominasi oleh pinus. Di Indonesia vegetasi hutan tropika.
Ralief
:Berombak sampai berbukit.
Umur
: Tua
Faktor-faktor
yang mempengaruhi kadar air di dalam tanah adalah :
a. Kadar Bahan Organik Tanah
Bahan
organic tanah mempunyai pori-pori yang jauh lebih banyak daripada partikel
mineral tanah yang berarti luas permukaan penyerapan juga lebih banyak sehingga
makin tinggi kadar bahan organic tanah makin tinggi kadar dan ketersediaan air
tanah.
b. Kedalaman Solum atau Lapisan Tanah
Kedalaman solum atau lapisan tanah menentukan volume
simpan air tanah, semakin dalam maka ketersediaan dan kadar air tanah juga
semakin banyak.
c. Iklim dan Tumbuhan
Faktor
iklim dan tumbuhan mempunyai pengaruh yang berarti pada jumlah air yang dapat
diabsorbsi dengan efisiensi tumbuah dalam tanah. Temperatur dan perubahan udara
merupakan perubahan iklim dan berpengaruh pada efisiensi pengguanaan air tanah
dan penentuan air yang dapat hilang melalui saluran evaporasi permukaan tanah.
Kelakuan akan ketahanan pada kekeringan keadaan dan tingkat pertumbuhan adalah
fakto pertumbuhan yang berarti.
d. Senyawa Kimiawi
Garam-garam dan senyawa pupuk atau ameliorant baik
alamaiah maupun non alamiah mempunyai gaya osmotic yang dapat menarik dan
menghidrolisis air sehingga koefisien laju meningkat. (Poerwowidodo. 1991)
Faktor tumbuhan dan iklim mempunyai
pengaruh yang berarti pada jumlah air yang dapat diabsorpsi dengan efisien
tumbuhan dalam tanah. Kelakukan akan ketahanan pada kekeringan, keadaan dan
tingkat pertumbuhan adalah faktor tumbuhan yang berarti. Temperatur dan
perubahan udara merupakan perubahan iklim dan berpengaruh pada efisiensi
penggunaan air tanah dan penentuan air yang dapat hilang melalui saluran
evaporasi permukaan tanah. Diantara sifat khas tanah yang berpengaruh pada air
tanah yang tersedia adalah hubungan tegangan dan kelembaban, kadar garam,
kedalaman tanah, strata dan lapisan tanah. (Henry, D. Foth . 1994)
BAB
IV
KESIMPULAN
Adapun setelah
dilakukan kegiatan praktikum dan pembahasanya maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut :
Dalam pertanian, tanah diartikan lebih
khusus yaitu sebagai media tumbuhnya tanaman darat. Tanah berasal dari hasil
pelapukan batuan bercampur dengan sisa-sisa bahan organic dari organisme
(vegetasi dan hewan) yang hidup di atasnya atau di dalamnya. Selain itu di
dalam tanah terdapat pula udara dan air.
Ultisol
memiliki kejenuhan basa alami lebih rendah (dan
dengan demikian nilai ph umumnya
lebih rendah), kroma umumnya lebih tinggi jika berdrainase baik, tanah liat dan umumnya mengandung
lebih 1:1 dan 2:1 mineral lapisan tanah liat silikat.
DAFTAR
PUSTAKA
Hanafiah, K.A. 2007. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Raja Grafindo
Persada. Jakarta
Kohnke,
H. 1968. Soil Physic.Tata Mc Graw- Hill
Publishing. Company Ltd : Bombay.
Hakim,
Nurhajati dkk. 1986. Dasar-Dasar Ilmu
Tanah. UNILA : Lampung.
Henry, D. Foth . 1994 . Dasar-Dasar Ilmu Tanah Jilid ke Enam . Erlangga.
Jakarta.
Indranada,
Henry . 1994 . Pengelolaan Kesuburan Tanah
. Bumi Aksara. Semarang.
Sambroek
. 1967 . Amazon Soils . Centre for Agricultural
Publivatins and Documentation . Waghaningan. Netherlands .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar