Rabu, 01 Mei 2013

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR ILMU TANAH “PENGAMATAN TANAH DENGAN INDRA”



LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR-DASAR ILMU TANAH
“PENGAMATAN TANAH DENGAN INDRA”

 
DISUSUN OLEH :

FAJAR PUTRI ANDINI
A1L011102
AGROTEKNOLOGI
ROMBONGAN 5

KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2012



BAB I
PENDAHULUAN

A.                     Latar Belakang

   Tanah adalah tubuh alam dimana tumbuhan tumbuh atau dapat hidup. Fungsi utama tanah adalah sebagai media tumbuh makhluk hidup. Proses pembentukan tanah dimulai dari hasil pelapukan batuan induk (regolit) menjadi bahan induk tanah, diikuti oleh proses pencampuran bahan organik yaitu sisa-sisa tumbuhan yang dilapuk oleh mikroorganisme dengan bahan mineral dipermukaan tanah, pembentukan struktur tanah, pemindahan bahan-bahan tanah dari bagian ataskebagian bawah dan berbagai proses lain, sehingga apabila kita menggali lubang padatanah maka akan terlihat lapisan-lapisan tanah yang berbeda sifat fisik, kimia, dan biologinya, lapisan-lapisan inilah yang disebut dengan horizon tanah yang terbentuk dari mineral anorganik akar. Susunan horizon tanah tersebut biasa disebut profil tanah.
   Tanah terdiri dari tiga komponen: padat (butir pasir, debu, liat dan bahan organik), cair (air di dalam pori tanah), dan udara (di dalam pori atau rongga tanah). Untuk mendukung pertumbuhan tanaman, ketiga komponen tersebut harus berada dalam keadaan seimbang. Bila tanah terlalu basah (hampir semua pori diisi air), maka akan kekurangan udara sehingga akar tanaman sulit bernapas. Sebaliknya, bila tanah terlalu kering (kekurangan air), walaupun cukup udara, dapat menyebabkan tanaman layu.
            Tanah adalah suatu benda alami yang terdapat di permukaan kulit bumi, yang tersusun dari bahan-bahan mineral sebagai hasil pelapukan sisa tumbuhan dan hewan, yang merupakan medium pertumbuhan tanaman dengan sifat-sifat tertentu yang terjadi akibat gabungan dari faktor-faktor iklim, bahan induk, jasad hidup, bentuk wilayah dan lamanya waktu pertumbuhan. Manusia menemukan bahwa ciri-ciri tanah berbeda di tempat yang berlainan.
   Tanah bersifat dinamis, dimana tanah mengalami perkembangan setiap waktunya. Karakteristik tanah di setiap daerah tentunya berbeda dengan daerah lainnya. Tanah dapat dikelompokkan berdasarkan ciri-ciri atau sifat-sifat yang dimilikinya. Ilmu yang mempelajari tentang proses-proses pembentukan tanah dan faktor-faktor yang mempengaruhinya disebut genesis tanah.

B.                      Tujuan
Menetapkan warna dasar beberapa jenis tanah dengan menggunakan buku Munsell Soil Color Chart, memahami tekstur, struktur, dan konsistensi dari suatu contoh tanah yang diamati.



BAB II
METODE KERJA

A.                     Alat dan Bahan

Adapun bahan yang digunakan adalah :
-   Sampel tanah (ultisol, andisol, vertisol, inseptisol, entisol)
-   Air aquades
           Adapun Alat yang digunakan adalah ;
-   Buku Munsell soil color chart
-   Tissue

B.                      Cara kerja

Penentuan Warna tanah
1.      Dari segumpalan tanah asli, diambil agregrat tanh yang mewakili sebesar 2-3 cm diameternya.
2.      Kemudian warna tanah tersebut dibandingkan dengan warna-warna yang terdapat dalam lembaran  buku munsell soil color chart.
3.      Catat satuan / kode yang terdapat dalam lembaran buku yaitu Hue dan Value.
4.      Catat warna tanah sesuai buku munsell soil color chart
Penentuan tekstur tanah
1.      Letakkan sedikit tanah di cawan porselin, basahi sedikit demi sedikit sampai dicapai keadaan maksimun, rasakan adanya kekasaran,kelicinan, dan kelengketan.
-    Kekasaran.
Kekasaran dapat menunjukan tingkat untuk menentukan jumlah pasir yang       ada didalam tanah.
   -     Kelicinan
   Kelicinan dapat menentukan tingkat jumlah-jumlah debu yang ada.
   -     Kelengketan
   Kelengkatan dan plastisitas dapat menduga kandungan liat yang ada didalam    tanah, bila tanah lebih kenyal maka akan lebih mudah dibentuk bola.
Penentuan struktur tanah
1.      Ambil segumpalan contoh tanah (ultisol, andisol, vertisol, inseptisol,entisol)
2.      Kemudian pecahkan dengan menggunakan jari tangan.
3.      Kemudian diamati bentuk struktur gumpalan


Penentuan konsistensi tanah

1.                       Ambil segumpal contoh tanah (ultisol, andisol, vertisol, inseptisol,entisol)
2.                       Beri sedikit air
3.                       Kemudian rasakan kelekatan tanah dan plastisitas tanah



















BAB III
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A.                     Hasil Pengamatan
1.                       Warna dan Tekstur
No.
Jenis tanah
Warna tanah
Tekstur tanah
Notasi warna
Nama warna
1.
Andisol
2,5 YR 2,5/4
Dark Reddish Brown
Pasir (S)
2.
Ultisol
5 YR 4/6
Yellowish Red
Liat (C)
3.
Inseptisol
5 YR 3/3
Dark Reddish Brown
Lempung liat berpasir (SCL)
4.
Entisol
10 R 2,5/1
Very Dark Gray
Pasir berlempung (SL)
5.
Vertisol
5 YR 3/1
Reddish Black
Liat (C)

2.                       Struktur
No.
Jenis tanah
Struktur tanah
Tipe
Kelas
Derajat
1.
Andisol
Remah
VF
1
2.
Ultisol
Gumpal
C
3
3.
Inseptisol
Kersal
M
1
4.
Entisol
Tempeng
VF
2
5.
Vertisol
Pejal
VC
3

3.                       Konsistensi
No.
Jenis tanah
Konsistensi basah
Konsistensi lembab
Konsistensi kering
Kelekatan
Keliatan
1.
Andisol
sO
pO
f
sh
2.
Ultisol
ss
P
vt
eh
3.
Inseptisol
sO
pO
vf
s
4.
Entisol
s
P
t
h
5.
Vertisol
s
P
vt
sh

B.                      Pembahasan
Warna tanah merupakan gabungan berbagai warna komponen penyusun tanah.Warna tanah berhubungan langsung secara proporsional dari total campuran warna yang dipantulkan permukaan tanah. Warna tanah sangat ditentukan oleh luas permukaan spesifik yang dikali dengan proporsi volumetrik masing-masing terhadap tanah. Makin luas permukaan spesifik menyebabkan makin dominan menentukan warna tanah, sehingga warna butir koloid tanah (koloid anorganik dan koloid organik) yang memiliki luas permukaan spesifik yang sangat luas, sehingga sangat mempengaruhi warna tanah.
Warna merupakan petunjuk untuk beberapa sifat tanah, karena warna tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terdapat dalam tanah tersebut. Penyebab perbedaan warna permukaan tanah umumnya oleh perbedaan kandungan bahan organik. Makin tinggi kandungan bahan organik, warna tanah semakin gelap. Warna tanah ditentukan dengan menggunakan warna-warna baku yang terdapat dalam buku Munsell Soil Color Chart. Dalam warna baku ini warna disusun oleh tiga variabel yaitu : hue, value, dan chroma. Hue adalah warna spektrum yang dominan sesuai dengan panjang gelombangnya. Value menunjukkan gelap terangnya warna, sesuai dengan banyaknya sinar yang dipantulkan. Chroma menunjukkan kemurnian atau kekuatan dari warna spektrum (hue).
Hanafiah (2005) mengungkapkan bahwa warna tanah merupakan: (1) sebagai indikator dari bahan induk untuk tanah yang beru berkembang, (2) indikator kondisi iklim untuk tanah yang sudah berkembang lanjut, dan (3) indikator kesuburan tanah atau kapasitas produktivitas lahan. Secara umum dikatakan bahwa: makin gelap tanah berarti makin tinggi produktivitasnya, selain ada berbagai pengecualian, namun secara berurutan sebagai berikut: putih, kuning, kelabu, merah, coklat-kekelabuan, coklat-kemerahan, coklat, dan hitam. Kondisi ini merupakan integrasi dari pengaruh: (1) kandungan bahan organik yang berwarna gelap, makin tinggi kandungan bahan organik suatu tanah maka tanah tersebut akan berwarna makin gelap, (2) intensitas pelindihan (pencucian dari horison bagian atas ke horison bagian bawah dalam tanah) dari ion-ion hara pada tanah tersebut, makin intensif proses pelindihan menyebabkan warna tanah menjadi lebih terang, seperti pada horison eluviasi, dan (3) kandungan kuarsa yang tinggi menyebabkan tanah berwarna lebih terang.
Menurut Hardjowigeno (1992) bahwa warna tanah berfungsi sebagai penunjuk dari sifat tanah, karena warna tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terdapat dalam tanah tersebut. Penyebab perbedaan warna permukaan tanah umumnya dipengaruhi oleh perbedaan kandungan bahan organik. Makin tinggi kandungan bahan organik, warna tanah makin gelap. Sedangkan dilapisan bawah, dimana kandungan bahan organik umumnya rendah, warna tanah banyak dipengaruhi oleh bentuk dan banyaknya senyawa Fe dalam tanah. Di daerah berdrainase buruk, yaitu di daerah yang selalu tergenang air, seluruh tanah berwarna abu-abu karena senyawa Fe terdapat dalam kondisi reduksi (Fe2+). Pada tanah yang berdrainase baik, yaitu tanah yang tidak pernah terendam air, Fe terdapat dalam keadaan oksidasi (Fe3+) misalnya dalam senyawa Fe2O3 (hematit) yang berwarna merah, atau Fe2O3. 3 H2O (limonit) yang berwarna kuning cokelat. Sedangkan pada tanah yang kadang-kadang basah dan kadang-kadang kering, maka selain berwarna abu- abu (daerah yang tereduksi) didapat pula becak-becak karatan merah atau kuning, yaitu di tempat-tempat dimana udara dapat masuk, sehingga terjadi oksidasi besi ditempat tersebut. Keberadaan jenis mineral dapat menyebabkan warna lebih terang.
Intensitas warna tanah dipengaruhi tiga faktor berikut:
1.   Jenis mineral dan jumlahnya,
2.   Kandungan bahan organik tanah,
3.   Kadar air tanah dan tingkat hidratase
Tanah yang mengandung mineral feldspar, kaolin, kapur, kuarsa dapat menyebabkan warna putih pada tanah. Jenis mineral feldspar menyebabkan beragam warna dari putih sampai merah (Brady, 1982).
Tanah terdiri dari butir-butir tanah berbagai ukuran. Bagian tanah yang berukuran lebih dari 2 mm sampai lebih kecil dari pedon disebut fragmen batuan atau bahan kasar. Bahan-bahan tanah yang lebih halus (< 2 mm) disebut fraksi tanah halus dan dapat dibedakan menjadi :
1.                       Pasir : 2mm - 50µ
2.                       Debu : 50µ - 2µ
3.                       Liat : kurang dari 2µ
Dlam klasifikasi tanah (Taksonomi Tanah) tingkat family, kasar halusnya tanah ditunjukkan dalam kelas sebaran besar butir yang mencakup seluruh tanah. Kelas besar butir merupakan penyederhanaan dari kelas tekstur tanah tetapi dengan memperhatikan pula banyaknya fragmen batuan atau fraksi tanah yang lebih kasar dari pasir (≥ 2 mm). Kelas besar butir untuk fraksi kurang dari 2 mm (fraksi tanah halus) meliputi : berpasir, berlempung kasar, berlempung halus, berdebu kasar, berdebu halus, (berliat) halus, (berliat) sangat halus.
               Struktur tanah merupakan gumpalan kecil dari butir-butir tanah. Gumpalan struktur ini terjadi karena butir-butir pasir, debu, dan liat terikat satu sama lain oleh suatu perekat seperti bahan organik, oksida-oksida besi dan lain-lain. Gumpalan-gumpalan kecil ini mempunyai bentuk, ukuran, dan kemantapan (ketahanan) yang berbeda-beda. Tanah dengan struktur baik mempunyai tata udara yang baik, unsur-unsur hara lebih mudah tersebar dan mudah diolah. Struktur tanah yang baik adalah yang bentuknya membulat sehingga tidak dapat saling bersinggungan dengan rapat. Akibatnya pori-pori tanah banyak terbentuk. Di samping itu struktur tanah harus tidak mudah rusak sehingga pori-pori tanah tidak cepat tertutup bila terjadi hujan. (Sarief, 1989)

Tekstur tanah adalah pembagian ukuran butir tanah. Butir-butir yang paling kecil adalah butir liat, diikuti oleh butir debu (silt), pasir, dan kerikil. Selain itu, ada juga tanah yang terdiri dari batu-batu. Tekstur tanah dikatakan baik apabila komposisi antara pasir, debu dan liatnya hampir seimbang. Tanah seperti ini disebut tanah lempung. Semakin halus butir-butir tanah (semakin banyak butir liatnya), maka semakin kuat tanah tersebut memegang air dan unsur hara. Tanah yang kandungan liatnya terlalu tinggi akan sulit diolah, apalagi bila tanah tersebut basah maka akan menjadi lengket. Tanah jenis ini akan sulit melewatkan air sehingga bila tanahnya datar akan cenderung tergenang dan pada tanah berlereng erosinya akan tinggi. Tanah dengan butir-butir yang terlalu kasar (pasir) tidak dapat menahan air dan unsur hara. Dengan demikian tanaman yang tumbuh pada tanah jenis ini mudah mengalami kekeringan dan kekurangan hara.
            Tekstur merupakan sifat kasar-halusnya tanah dalam percobaan yang ditentukan oleh perbandingan banyaknya zarah-zarah tunggal tanah dari berbagai kelompok ukuran, terutama perbandingan antara fraksi-fraksi lempung, debu, dan pasir berukuran 2 mm ke bawah (Notohadiprawito, 1978).
Tekstur tanah menunjukkan perbandingan kasar-halusnya suatu tanah, yaitu perbandingan pasir, liat, debu serta pertikel-partikel yang ukurannya lebih kecil daripada kerikil. Partikel-partikel tersebut dapat berupa bahan-bahan induk yang belum terurai sempurna (Tan, 1991).
Tekstur tanah di lapangan dapat dibedakan dengan cara manual yaitu dengan memijit tanah basah di antara jari jempol dengan jari telunjuk, sambil dirasakan halus kasarnya yang meliputi rasa keberadaan butir-butir pasir, debu dan liat, dengan cara sebagai berikut:
-    Pasir
Apabila rasa kasar terasa sangat jelas, tidak melekat, dan tidak dapat dibentuk bola dan gulungan.
-    Pasir Berlempung
Apabila rasa kasar terasa jelas, sedikit sekali melekat, dan dapat dibentuk bola tetapi mudah sekali hancur.
-    Lempung Berpasir
Apabila rasa kasar agak jelas, agak melekat, dan dapat dibuat bola tetapi mudah hancur.
-    Lempung
Apabila tidak terasa kasar dan tidak licin, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dan dapat sedikit dibuat gulungan dengan permukaan mengkilat.
-    Lempung Berdebu
Apabila terasa licin, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dan gulungan dengan permukaan mengkilat.
-    Debu
Apabila terasa licin sekali, agak melekat, dapat dibentuk bola teguh, dan dapat digulung dengan permukaan mengkilat.
-    Lempung Berliat
Apabila terasa agak licin, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dan dapat dibentuk gulungan yang agak mudah hancur.
-    Lempung Liat Berpasir
Apabila terasa halus dengan sedikit bagian agak kasar, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dan dapat dibentuk gulungan mudah hancur.
-    Lempung Liat Berdebu
Apabila terasa halus, terasa agak licin, melekat, dan dapat dibentuk bola teguh, serta dapat dibentuk gulungan dengan permukaan mengkilat.
-    Liat Berpasir
Apabila terasa halus, berat tetapi sedikit kasar, melekat, dapat dibentuk bola teguh, dan mudah dibuat gulungan.
-    Liat Berdebu
Apabila terasa halus, berat, agak licin, sangat lekat, dapat dibentuk bola teguh, dan mudah dibuat gulungan.
-    Liat
Apabila terasa berat dan halus, sangat lekat, dapat dibentuk bola dengan baik, dan mudah dibuat gulungan (Hakim, 1986).
·  Tanah Entisol
Tanah cukup mengandung debu dan lempung untuk membuat tanah bersifat kohesi dan dapat dibentuk bola yang mudah retak. Sebagian besar terdiri dari pasir, tetapi ada cukup lempung utuk menimbulkan konsistensi agak liat. Dalam keadaan lembab setelah penambahan air bersifat kohesi dan meninggalkan selaput tanah. Oleh karena itu, entisol digolongkan pada pasir geluhan.

·                     Tanah alfisol
Tanah alfisol dari hasil percobaan termasuk tanah bertekstur pasiran karena saat tanah dibuat bubur lalu digosok-gosokkan dengan jari terasa kasar merajai dan pita tanah dapat ditekan sehingga ujungnya melampui beratnya sendiri sejauh > 5 cm. tanah berkonsistensi liat dan lekat apabila dalam keadaan lembab, fraksi pasir dapat dirasakan dominan merajai.
·                     Tanah Vertisol, Ultisol, dan Rendzina termasuk tanah lempung debuan dengan klasifikasi lempung debuan,  maka pada kondisi lempung strukturnya berupa gumpal dan konsistensinya teguh. Hampir deluruhnya terdiri dari bahan-bahan sangat halus, sifat licin dari debu sampai tingkat tertentu dapat menutupi sifat lekat lempung. (Foth H.D , 1998)
           
            Struktur tanah merupakan susunan  ikatan partikel  tanah  satu  sama  lain. Ikatan  tanah  berbentuk  sebagai  agregat  tanah.  Apabila  syarat  agregat  tanah terpenuhi maka dengan sendirinya tanpa sebab dari luar  disebut  ped,  sedangkan ikatan  yang  merupakan  gumpalan  tanah  yang  sudah   terbentuk  akibat penggarapan  tanah  disebut  clod.  Untuk  mendapatkan  struktur tanah yang baik dan valid  harus  dengan  melakukan  kegiatan  dilapangan,  sedang laboratorium elatif  sukar  terutama  dalam  mempertahankan  keasliannya  dari bentuk agregatnya. Pengamatan dilapangan pada umumnya didasarkan atas type struktur, klas struktur dan derajat struktur. Ada macam-macam tipe tanah dan pembagian menjadi bermacam-macam klas pula. Di sini akan dibagi menjadi 7 type tanah yaitu : type lempeng ( platy ), type tiang, type gumpal ( blocky ), type remah ( crumb ), type granulair, type butir tunggal dan type pejal ( masif ). Dengan pembagian klas yaitu dengan fase sangat halus, halus, sedang, kasar dan  sangat kasar. Untuk semua type tanah  dengan ukuran kelas berbeda-beda untuk masing-masing type. Berdasarkan tegas dan tidaknya agregat tanah dibedakan atas : tanah tidak beragregat dengan struktur pejal atau berbutir tunggal, tanah lemah ( weak ) yaitu tanah yang jika tersinggung  mudah pecah menjadi pecahan-pecahan yang masih dapat terbagi lagi menjadi sangat lemah dan agak lemah tanah sedang/cukup yaitu tanah  berbentuk agregat yang jelas yang masih dapat dipecahkan, tanah kuat ( strong ) yaitu tanah yang telah membentuk agregat yang tahan lama dan jika dipecah terasa ada tahanan serta dibedakan lagi atas sangat kuat dan cukupan. (Notohadipranoto, R. M. Tejoyuwono. 1978.)
            Konsistensi tanah menunjukkan kekuatan daya kohesi butir-butir tanah dengan benda lain. Hal ini ditunjukkan oleh daya tahan tanah terhadap gaya yang akan mengubah bentuk. Gaya-gaya tersebut misalnya pencangkulan, pembajakan, dan sebagainya. Tanah-tanah yang mempunyai konsistensi baik umumnya mudah diolah dan tidak melekat pada alat pengolah tanah. Oleh karena tanah dapat ditemukan dalam keadaan lembab, basah atau kering maka penyifatan konsistensi tanah harus disesuaikan dengan keadaan tanah tersebut (Hardjowigeno, 2003).

1. Warna Tanah
Pada pengamatan tanah dengan indra, warna tanah mencerminkan beberapa sifat tanah, diantaranya yaitu kandungan bahan organic, drainase, dehidratasi senyawa besi dan lain-lain. Warna tanah sangat di[engaruhi oleh kadar lengas didalamnya. Tanah yang kering warnanya lebih muda dibandingkan dengan tanh yang basah, ini karena bahan koloid yang kehilangan air.
Berdasarkan percobaan yang dilakukan, didapat hasil :
a. Tanah Vertisol           = 5 YR 3/1 Very Dark Gray
b. Tanah Andisol           = 2,5 YR 2,5/4 Dark Reddish Brown
c. Tanah Ultisol             = 5 YR 4/6 Yellowish Red
d. Tanah Inseptisol        = 5 YR 3/3 Dark Reddish Brown
e. Tanah Entisol             = 10 R 2,5/1 Reddish Black



Warna tanah diatas ditetapkan menggunakan Munsell Soil Color Chart. Yaitu dimana dalam penetapan warna harus di catat HUE, VALUE, dan CHROMA.
 1) Hue : warna dominan sesuai dengan panjang gelombangnya, dimulai warna merah (5R) dan warna paling kuning (5Y),untuk tanah tereduksi (gley) yaitu 5G, 5GY, 5 BG, dan N.
 2) Value : merupakan kartu warna ke arah vertikal yang menunjukkan warna tua-muda atau hitam-putih, ditulis dibelakang nilai hue.
 3) Chroma : merupakan kartu warna yang disusun horizontal yang menunjukkan intensitas cahaya. Ditulis dibelakang value yang dipisahkan dengan garis miring.
 Contoh : Red, 10R 4 / 5 chroma
 Nama, warna value, hue  ini dilakukan untuk menyamakan warna tanah di semuan daerah. Warna tanah yang terdeteksi berbeda-beda karena mencerminkan sifat tanah, sedangkan diketahui jenis tanahnya berbeda, sehingga warnanya pun pasti berbeda.

2. Tekstur Tanah
 Ada 3 macam tekstur tanah yang utama, yaitu pasir (sand), lempung (loam), dan liat (clay). Tanah dikatakan pasir bila jandungan pasirnya lebih dari 70%. Sedangkan lait apabila kandungan litany lebih dari 35%. Jika suatu fraksi bukan fraksi liat ataupun pasir, maka itu adalah fraksi debu. Departemen Pertanian Amerika Serikat membagi tekstur tanah menjadi 12 kelas tekstur. Penetapan tekstur tanah ada 2, yaitu :
 a. Penetapan di Laboratorium
 b. Penetapan Tekstur di Lapang
 Menurut hasil praktikum, diketahui bahwa :
 a. Entisol bertekstur lempung berdebu (SIL)
 b. Ultisol bertekstur pasir berlempung (LS)
 c. Vertisol bertekstur liat (C)
 d. Andisol bertekstur debu berpasir (SI)
 e. Inseptisol bertekstur lempung berpasir (SL)
 Hasildari tiap-tiap kelompok berbeda karena kepekaan indra yang dimiliki tiap individu berbeda-beda.

3. Struktur Tanah
Struktur tanah terbentuk akibat adanya penggabungan butir-butir primer tanah oleh adanya koloid tanah, humus, atau bahan kimia.Pada pengamatan struktur tanah diamati bentuk struktur, agregat tanah (ped)/ kelas struktur dan derajat struktur tanah.
 Berdasarkan percobaan yang kami lakukan, maka diperoleh hasil sebagai berikut :
a. Entisol berstruktur Lempeng, memiliki kelas VF dengan derajar 2
b. Ultisol berstruktur Gumpal,memiliki kelas VF dengan derajat 3
c. Vertisol berstruktur Pejal,memiliki kelas VC dengan derajat 3
d. Andisol berstruktur Remah, memiliki kelas VF dengan derajat 1
e. Inseptisol berstruktur Kersal, memiliki kelas M dengan derajat 1

4. Konsistensi
Tanah dengan konsistensi baik mudah diolah dan tidak mudah melekat pada alat pegolah tanah. Sedangkan tanah yang berkonsistensi buruk merupakan kebalikannya. Konsistensi tanah dapat ditetapkan pada keadaan basah, lembab dan kering.
 Percobaan yang dilakukan oleh kelompok kami memberikan hasil konsistensi tanah sebagai berikut :
 a. Entisol pada konsistensi basah lekat (s) dan plastis (P), pada konsistensi lembab teguh (t) dan pada konsistensi kering keras (h).
 b. Ultisol pada konsistensi basah agak lekat (ss) dan plastis (P), pada konsistensi lembab sangat teguh (vt) dan pada konsistensi kering sangat keras sekali (eh).
 c. Vertisol pada konsistensi basah lekat (s) dan plastis (P), pada konsistensi lembab sangat teguh (vt) dan pada konsistensi kering agak keras (sh).
 d. Andisol pada konsistensi basah tak lekat (sO) dan tidak plastis (p0), pada konsistensi lembab gambur (f) dan pada konsistensi kering agak keras (sh).
 e. Inseptisol pada konsistensi basah tidak lekat (sO) dan agak plastis (ps), pada konsistensi lembab sangat teguh (vt) dan pada konsistensi kering lunak (s).
 Konsistensi lembab didapatkan dengan mencelupkan sekejap bongkahan tanah lalu langsung diangkat dan dirasakan konsistensinya.








BAB IV
KESIMPULAN

            Tanah adalah suatu benda alami yang terdapat di permukaan kulit bumi, yang tersusun dari bahan-bahan mineral sebagai hasil pelapukan sisa tumbuhan dan hewan, yang merupakan medium pertumbuhan tanaman dengan sifat-sifat tertentu yang terjadi akibat gabungan dari faktor-faktor iklim, bahan induk, jasad hidup, bentuk wilayah dan lamanya waktu pertumbuhan.
Faktor-faktor pembentuk tanah yaitu iklim (khusus suhu dan curah hujan), jasad hidup terutama vegetasi, watak bahan induk terutama tekstur danstruktur. Tofografi daerah, waktu yang diperlukan bahan induk untuk membentuk tanah
            Pengambilan contoh tanah dilakukan untuk menentukan sifat-sifat tanah, Sifat fisik yang paling jelas dan yang paling mudah ditentukan adalah warna tanah dimana warna tanah dapat digunakan untuk ;
1.      Menaksir tingkat kesuburan
2.      Menentukan Jenis dan kadar BO
3.      Keadaan aerasi dan draenasi
4.      Tingkat perkembangan tanah













DAFTAR PUSTAKA

Notohadipranoto, R. M. Tejoyuwono. 1978. Asas-Asas Pedologi. Departemen Ilmu                                   Tanah Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Brady, N. C. Dan Buckman, H. O. 1982. Ilmu Tanah. Bharata karya Aksara . Jakarta.
Hakim, Nurhayati, dkk. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung.                               Lampung.
Hardjowigeno, Sarwono. 2003. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo. Jakarta.
Sarief, S. 1989. Fisika-Kimia Tanah Pertanian. Pustaka Buana. Bandung.
Tan, K. H. 1991. Principles of Soil Chemistry ( Dasar-Dasar Kimia Tanah, Alih                                Bahasa:Ir. Didiek Hadjar Goenadi, Msc. Phd. ). Gadjah Mada University Press.                     Yogyakarta.
Hakim, N. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas lampung. Lampung.
Hanafiah, K. A. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Divisi Buku Perguruan Tinggi. PT.                        Raja Grafindo Persada. Jakarta. 360 halaman.
Foth, H. D. 1998. Fundamentals of Soil Science ( Dasar-Dasar Ilmu Tanah, Alih                               Bahasa : Ir. Endang Dwi Purbanti, M. S., Ir. Dwi Retno Lukiwati, M. S., dan                Ir. Rahayuning trimulatsih ). Ed. Ir. Sri Andani B. Hudoyo, M. S. Gadjah                              Mada University. Yogyakarta.
Hardjowigeno, S. 1992. Ilmu Tanah. Edisi ketiga. PT. Mediyatama Sarana Perkasa.              Jakarta. 233 halaman.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar