Rabu, 01 Mei 2013

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR ILMU TANAH “ACARA VI PROFIL TANAH”

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR ILMU TANAH
“ACARA VI PROFIL TANAH”







DISUSUN OLEH :
FAJAR PUTRI ANDINI
A1L011102
AGROTEKNOLOGI
Rombongan C5


KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2012



BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang

Definisi tanah :
1.      Pendekatan Geologi (Akhir Abad XIX) Tanah: adalah lapisan permukaan bumi yang berasal dari bebatuan yang telah mengalami serangkaian pelapukan oleh gaya-gaya alam, sehingga membentuk regolit (lapisan partikel halus).
2.      Pendekatan Pedologi (Dokuchaev 1870)
Pendekatan Ilmu Tanah sebagai Ilmu Pengetahuan Alam Murni. Kata Pedo = gumpal tanah. Tanah: adalah bahan padat yang (mineral atau organik) unconsolidated yang terletak dipermukaan bumi, yang telah dan sedang serta terus mengalami perubahan yang dipengaruhi oleh faktor-faktor: Bahan Induk, Iklim, Organisme, Topografi, dan Waktu.
3.      Pendekatan Edaphologis (Jones dari Cornel University Inggris)
Kata Edaphos = bahan tanah subur.
Tanah adalah media tumbuh tanaman.

            Profil tanah merupakan penampang tegak tanah yang memperlihatkan berbagai lapisan tanah. Pengamatan profil sangat penting dalam mempelajari sifat-sifat tanah secara cepat dilapangan, terutama yang berkaitan dengan genetis dan klasifikasi tanah. Sidik cepat beberapa sifat fisik, kimia dan biologi tanah juga biasanya dilakukan dengan bersamaan dan merupakan bagian pengamatan profil tanah. Evaluasi terhadap sifat-sifat tanah ini kemudian dilanjutkan secara lebih rinci di laboratorium dengan menggunakan contoh tanah. Contoh tanah dibedakan atas beberapa macam tergantung pada tujuan dan cara pengambilan. Bila contoh tanah diambil pada setiap lapisan untuk mempelajari perkembangan profil menetapkan jenis tanah maka disebut “contoh tanah satelit”. Contoh tanah yang diambil dari beberapa tempat dan digabung untuk menilai tingkat kesuburan tanah disebut “contoh tanah komposit”. Pengambilan contoh tanah secara komposit dapat menghemat biaya analisis bila dibandingkan dengan pengambilan secara individu. (Peterson dan calvin, 1986)
            Adalagi contoh tanah yang diambil dengan pengambilan sampel (care) dan disebut dengan contoh tanah utuh, yang biasanya digunakan untuk menetapkan sifat tanah disebut contoh tanah utuh karena strukturnya asli seperti apa adanya di lapangan sedangkan contoh tanah yang sebagian atau seluruh strukturnya telah rusak disebut contoh tanah terganggu.

            Tanah begitu berarti bagi manusia sebagai sumber penghidupan manusia sehingga munculah istilah Soil Science atau ilmu tanah yaitu ilmu yang berhubungan dengan tanah sebagai sumber penghidupan pada permukaan bumi yang mencakup pembentukan tanah serta klasifikasi dan pemetaan berdasarkan sifat-sifat fisika, kimia hayati dan kesuburan tanah dimana sifat-sifat ini berkaitan dengan pengolahan bagi produksi tanaman.
Apabila kita menggali lubang pada tanah, maka kalau kita perhatikan dengan teliti pada masing-masing sisi lubang tersebut akan terdapat lapisan-lapisan tanah yang mempunyai sifat yang berbeda-beda. Disuatu tempat ditemukan lapisan berseling-seling dengan lapisan liat, lempung atau debu, sedang ditempat lain ditemukan tanah yang semuanya terdiri dari liat, tetapi dilapisan bawah berwarna kelabu dengan bercak-bercak merah, dibagian tangah berwarna merah, dan lapisan atasnya berwarna kehitam-hitaman.
Lapisan tersebut terbentuk karena dua hal, yaitu :
 1. Pengendapan yang berulang-ulang oleh genangan air. Apabila genangan air tersebut masih mengalir dengan kecepatan tinggi maka hanya butir-butir kasar seperti pasir kerikil yang dapat diendapkan. Bila air yang menggenang tidak mengalir lagi maka butir-butir yang halus seperti liat atau debu mulai dapat diendapkan. Tanah-tanah dengan endapan yang berlapis-lapis ini umumnya ditemukan disekitar sungai di daerah dataran banjir atau teras.
 2. Proses pembentukan tanah. Proses pembentukan tanah dimulai dari proses pelapukan batuan induk menjadi bahan induk tanah, diikuti oleh proses pencampuran bahan organik dengan bahan mineral di permukaan tanah, pembentukan struktur tanah, pemindahan bahan-bahan tanah dari bagian atas ke bagian bawah dan berbagai proses lain yang dapat menghasilkan horison-horison tanah.
            Horison tanah adalah lapisan-lapisan tanah yang terbentuk karena hasil dari proses pembentukan tanah. Proses pembentukan horison-horison tersebut akan menghasilkan benda alam baru yang disebut tanah. Penampang vertikal tanah tersebut akan menunjukan susunan horison yanag disebut profil tanah.
Profil dari tanah mineral yang telah berkembang lanjut biasanya memiliki horison-horison sebagai berikut: O – A – E – B – C – R
Keterangan:
1.  Horison O adalah horison organik yang terbentuk di atas lapisan tanah mineral. Di daerah rawa-rawa horison O merupakan horison utama pada tanah gambut (Histosol). Dalam horison O terdapat beberapa bahan tanah yaitu bahan fibrik (Oi) merupakan bentuk asli sisa-sisa tanaman masih terlihat, bahan hemik (Oe) merupakan bentuk asli sisa-sisa tanaman yang tidak terlihat jelas, dan bahan saprik merupakan bentuk asli sisa-sisa tanaman yang sudah tidak telihat lagi.
2. Horison A adalah horison mineral berbahan organik tanah (BOT) tinggi sehingga berwarna agak gelap. A2 – Horison dimana terdapat pencucian (eluviasi) maksimum terhadap liat, Fe, A dan bahan organik. A3 – Horison peralihan ke B, lebih menyerupai Horison A dipermukaan tanah yang terdiri dari campuran bahan organik dan bahan mineral. Merupakan horison eluvasi, yaitu horison yang mengalami pencucian.
3. Horison E adalah horison mineral yang telah tereloviasi (tercuci) sehingga kadar BOT, liat silikat, Fe dan Al rendahtetapi kadar pasir & debu kuarsa (seskuoksida) dan mineral resisten lainnya tinggi serta berwarna terang.
4. Horison B adalah horison illuviasi yaitu horison akumulasi bahan eluvial dari                          horison diatasnya.
5. Horison C adalah lapisan yang bahan penyusunnya masih sama dengan bahan induk atau belum terjadi perubahan secara kimiawi.
6.  Horison R adalah batuan keras yang belum dilapuk. Tidak dapat ditembus oleh akar tanaman.


B.   Tujuan

Untuk pengenalan profil dari beberapa jenis tanah.



BAB II
METODE KERJA

A.   Alat dan Bahan

      Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah bor tanah, Abney level untuk mengukur kemiringan tanah, kompas, altimeter, pH saku, botol semprot, kertas label, meteran, larutan H2O2 3%, larutan HCl 10%, larutan αα-dipiridil dalam 1N NH4Oac netral, akuades, buku Munsell Soil Color Chart, kantong plastik, spidol, buku pedoman pengamatan tanah di lapang dan daftar isian profil.


B.   Cara Kerja

1.      Dipilih tempat pembuatan profil. Sebelumnya dilakukan dengan pengeboran di tempat-tempat sekitar profil yang akan dibuat sedalam 1 meterpada 2 atau 3 tempat berjarak 1 meter yang berguna agar tercapai keseragaman.
2.      Menggali lubang sedemikian rupa sehingga terbentuk profil tanah dengan ukuran panjang 2 m, lebar 1,5 m dan kedalaman 1,5 m. Di depan bidang pengamatan profil dibuat tangga ke bawah untuk memudahkan pengamat turun.


BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.   Hasil Pengamatan
Deskripsi Profil

Pemeta : F.Putri Andini
No apang : 1
Tanggal : 05 April 2012

Seri :

Fase :
Tanda satuan peta tanah :
Propinsi :  Jawa Tengah
Kabupaten : Banyumas
Kecamatan : Purwokerto Utara
Desa/Kel : Karangwangkal
Ketinggian tempat : 90 m dpl
Fisiografi : dataran vulkanik
Bahan Induk :
Formasi Geologi : Aluvtum QAL
Cuaca : mendung
Iklim : tropis
Tipe :
Curah hujan  : - mm/th
Bulan kering : - bulan
Relief : gundukan
Makro : datar
Mikro : datar
Vegetasi : asli/bukan asli
Dominan : semak belukar
Spesialis : pisang dan mangga
Lereng
Tuggal : lurus        ganda : -
Arah : timur           panjang : 200 m
Erosi
Jenis erosi : percik
Tingkatan : rendah
Drainase
Permukaan : baik
Kedalaman : 15 m
Permeabilitas : sedang-cepat
Glei : -
Kemampuan wilayah
Posisi penampang bagan :
Miring ke arah timur , lereng bagian atas
 




Batuan
Penyebaran
Di permukaan : <5 % dari penampang
Di lapisan ke : - % dari penampang.
Nomer Lapisan
1
2
3
4
5
Dalam lapisan (cm)
0-15 cm
15-34 cm
34-55 cm
55-88 cm
88-150 cm
Warna tanah
10 YR 4/3
10 YR 4/6
10 YR 4/4
10 YR 4/3
10 YR 4/3
Tekstur tanah
Sendilum
Sendilerum Liat Berpasir agak lekat
Sendilum lempung berpasir tidak lekat tidak plastis
Sendilum berpasir tidak lekat tidak plastis
Lumisen pasir
lempung
Konsistensi
Tidak lekat
Tdk plastis
Agak plastis
Tidak lekat tidak plastis
Tdk lekat tidak plastis
plastis
pH tanah
4
4
5
4
5








B.   Pembahasan
         
            Apabila kita menggali lubang pada tanah, maka kalau kita perhatikan dengan teliti pada masing-masing sisi lubang tersebut akan terlihat lapisan-lapisan tanah yang mempunyai sifat yang berbeda-beda. Di suatu tempat ditemukan lapisan pasir berselang-seling dengan lapisan liat, lempung atau debu, sedang di tempat lain ditemukan tanah yang semuanya terdiri dari liat, tetapi di lapisan bawah berwarna kelabu dengan bercak-bercak merah, di bagian tengah berwarna merah, dan lapisan atasnya berwarna kehitam-hitaman. Lapisan-lapisan tersebut terbentuk karena dua hal yaitu (Hardjowigeno,1987) :
1. Pengendapan yang berulang-ulang oleh genangan air. Apabila air genangan tersebut masih mengalir dengan kecepatan tinggi maka hanya butir-butir kasar seperti pasir, kerikil yang dapat diendapkan. Bila air yang menggenang tidak mengalir lagi maka butir-butir yang halus seperti liat atau debu mulai dapat diendapkan. Tanah-tanah dengan endapan yang berlapis-lapis ini umumnya ditemukan di sekitar sungai di daerah-daerah datarn banjir atau teras.
2. Proses pembentukan tanah dimulai dari proses pelapukan batuan induk menjadi bahan induk tanah, diikuti oleh proses percampuran bahan oranik dengan bahan mineral di permukaan tanah, pemindahan bahan-bahan dari bagian atas ke bagian bawah dan berbagai proses lain yang dapat menghasilkan horizon-horizon tanah. Horizon tanah adalah lapisan-lapisan tanah yang terbentuk kerena hasil dari proses pembentukan tanah.
Proses pembentukan horizon-horizon tersebut akan menghasilkan benda alam baru yang disebut tanah. Penampang vertikal dari tanah yang menunjukkan susunan horizon tanah disebut profil tanah. Terdapat enam horizon utama yang menyusun profil tanah berturut-turut dari atas ke bawah yaitu horizon O, A, E, B, C dan R. Sedangkan horizon yang menyusun solum tanah hanya horizon A, E dan B (Hardjowigeno, 1987).
Profil tanah merupakan suatu irisan melintang pada tubuh tanah, dibuat dengan secara menggali lubang dengan ukuran (panjang dan lebar) tertentu dan kedalaman yang tertentu pula sesuai dengan keadaan tanah dan kegiatan penelitiannya. Dalam hal ini misalnya untuk keperluan genesa tanah pada Oksisol yang solumnya (tebal) pembuatan profil tanah dapat mencapai kedalaman sekitar 3 – 3,5 meter (Kartasapoetra dan Mulyani, 1987).

                Tanah adalah lapisan nisbi tipis pada permukaan kulit. Tanah bervariasi dari satu tempat ke tempat yang lain, karena keaneka ragaman ini, maka tanah dapat dipandang sebagai kumpulan individu-individu tanah. Pementukan tanah dari bongkahan bum mulai dari proses-proses pemecahan atau penghancura dimana bahan induk berkeping-keping secara halus . Tiap tanah berkembang secara baik dan masih dalam  keadaan asli akan mempunyai sifat profil yang khas. Sifat-sifat ini yang dipakai dalam klasifikasi dan penjarangan tanah yang sangat besar manfatnya dalam menentukan pendapat tentang tanah dan sifat-sifat profil.
            Pengenalan tanah di lapangan dilakukan dengan mengamati menjelaskan sifat-sifat profil tanah. Profil tanah adalah urutan-urutan horison tanah, yakni lapisan-lapisan tanah yang dianggap sejajar permukaan bumi. Profil tanah dipelajari menggali tanah dengan dinding lubang vertikal kelapisan yang lebih bawah.Profil tanah merupakan suatu irisan melintang pada tubuh tanah, dibuat dengan cara membuat lubang dengan ukuran panjang dan lebar serta kedalaman tertentu sesuai dengan keadaan tanah dan keperluan penelitian. Tanah merupakan tubuh alam yang terbentuk dan berkembang akibat terkena gaya-gaya alam (natural forces) terhadap proses pembentukan mineral. Pembentukan dan pelapukan bahan-bahan organik pertukaran ion-ion, pergerakan dan pencucian bahan-bahan koloid (Buckman, 1982).
            Proses pembentukan horison-horison tanah akan menghasilkan benda alam baru yang disebut tanah. Penampang vertikal dari tanah yang menunjukkan susunan horison tanah disebut profil tanah. Ada 6 horison utama yang menyusun profil tanah berturut-turut dari atas ke bawah yaitu horison O, A, E, B, C, dan R (Hardjowigeno,2003).
            Profil tanah merupakan suatu irisan melintang pada tubuh tanah, dibuat dengan cara membuat lubang dengan ukuran panjang dan lebar serta kedalaman tertentu sesuai dengan keadaan tanah dan keperluan penelitian. Tanah merupakan tubuh alam yang terbentuk dan berkembang akibat terkena gaya-gaya alam (natural forces) terhadap proses pembentukan mineral. Pembentukan dan pelapukan bahan-bahan koloid. (Hakim, dkk 1982).
            Batas lapisan dengan lapisan lainnya dalam suatu profil tanah dapat terlihat jelas atau baur. Dalam pengamatan di lapangan ketajaman peralihan lapisan-lapisan ini dibedakan kedalam beberapa tingkatan yaitu nyata (lebar peralihan kurang dari 2,5 cm), jelas (lebar peralihan 2,5 – 6,5 cm) dan baur (lebar peralihan lebih dari  12,5 cm). disamping itu entuk topografi dari batas horison tersebut dapat rata, berombak, tidak teratur atau terputus (Foth, 1988).
            Karatan merupakan hasil pelapukan batuan tanah yang di pengaruhi oleh adhesi dan kohesi. Karatan berwarna hitam mengandung banyak mangan (Mg) sedangkan berwarna merah mengandung besi (Fe). Karatan merupakan hasil reaksi oksidasi dan reduksi dalam tanah. Karatan menunjukkan hasil reaksi oksidasi dan reduksi dalam tanah. Karatan menunjukkan bahwa udara masih dapat kedalam tanah setempat sehingga terjadi oksidasi ditempat tersebut dan terbentuk senyawa-senywa Fe3+ yang berwarna merah. Bila air tida pernah menggenang tata udara dalam tanah selalu baik, maka seluruh profil tanah dalam keaadaan oksidasi (Fe3+) oleh karena itu umumnya berwarna merah atau coklat. (Foth, 1988).
            Hasil pelapukan batuan-batuan yang bercampur dengan sisa batuan dari organisme yang hidup diatasnya. Selain itu, terdapat pula udara dan air didalam tanah. Air dalam tanah berasal dari air hujan yang ditahan oleh tanah sehingga tidak meresap ketempat lain, disamping pencampuran bahan organik didalam proses pembentukan tanah, terbentuk pula lapisan-lapisan tanah. (Hardjowigeno, 1985).
            Pembentukan lapisan atau perkembangan horizon dapat membangun tubuh alam yang disebut tanah. Tiap tanah dicirikan oleh susunan tertentu horizon. Secara umum dapat disebutkan bahwa setiap profil tanah terdiri atas dua atau lebih horizon utama. Tiap horizon dapat dibedakan berdasarkan warna, tekstur, struktur dan sifat morfologis lainnya. (Pairunan, 1985).
            Pengenalan profil tanah secara lengkap meliputi sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Pengenalan ini penting dalam hal mempelajari pembentukan dan klasifikasi tanah dengan pertumbuhan tanaman serta kemungkinan pengolahan tanah uang lebih tepat. Adapun faktor-faktor pembentuk tanah yaitu, bahan induk, organisme, topografi, iklim, waktu. Adanya beberapa tingkatan atau variasi faktor-faktor pembentuk tanah maka potensi untuk membentuk berbagai jenis tanah yang berbeda adalah amat besar (Foth H.D. 1999).

Bahan Induk
            Keadaan alami bahan induk akan mempunyai pengaruh terputus pada sifat-sifat tanah muda, mereka dapat memekai satu pengaruh pada tanah-tanah tua yang ada. Sifat bahan induk yang memakai satu pengaruh yang mendalam pada perkembangan tanah termasuk tekstur, komposisi mineral dan tingkat stratifikasi. Pembentukan tanah dapat dimulai segera setelah penimbunan abu vulkanik tetapi harus menunggu penghancuran batuan keras secara fisik, dimana granit dibuka. Selama stadia awal pembentukan tanah, penghancuran dapat membatasi laju dan kedalaman perkembangan tanah, dimana laju dan penghancuran batuan melebihi laju perpindahan bahan oleh erosi, tanah-tanah produktif dengan solum tebal dapat berkembang dari batuan dasar. (Foth. H.D, 1988).

Iklim
            Pengaruh iklim yang penting yang mempengaruhi pembentukan tanah adalah presipitasi dan temperatur. Iklim juga mempengaruhi pembentukan tanah secara tidak langsung yang menentukan vegetasi alami. Tidaklah terlalu mengejutkan bahwa terdapat beberapa penyebaran iklim, vegetasi dan tanah yang paralel di permukaan bumi. Setiap kenaikan 10°C akan menaikkan laju reaksi kimia dua sampai tiga kali. Meningkatnya pelapukan dan kandungan liat terjadi dengan meningkatnya rata-rata temperatur tanah. Rupanya hanya tanah-tanah yang sangat muda mempunyai pengaruh iklim yang konstan selama genesa tanah. (Foth.H.D, 1988).

Organisme
            Tanaman mengabsorbsi unsur hara dari tanah dan mengangkut nutrien ke tajuk tanaman, bila tajuk mati dan jatuh ke permukaan tanah perombakan bahan organik akan melepaskan unsur hara untuk kesuburan dirinya sendiri. (Foth.H.D, 1988).
Profil tanah rumput mengandung lebih banyak bahan organik terdistribusi lebih uniform di dalam tanah daripada tanah hutan. Tanah dengan vegetasi hutan mempunyai kira-kira separuh dari kandungan bahan organik dan terdistribusi tidak merata dengan tingkat perkembangan profil tanah lebih sempurna. Horizon-horizon pada solum lebih asam dan % jenuh basa yang rendah dan lebih banyak liat yang dipindahkan dari horizon A ke horizon B. (Buckman & Brady, 1982).

Topografi
            Topografi mengubah perkembangan profil tanah dalam tiga cara, yaitu (1) dengan mempengaruhi jumlah presipitasi yang diabsorbsi dan ditahan dalam tanah, oleh karenanya mempengaruhi kelembaban, (2) dengan mempengaruhi kecepatan perpindahan tanah oleh erosi, (30 dengan mengarahkan gerakan bahan-bahan dalam suspensi atau larutan dari daerah yang satu ke daerah yang lain. (Foth.H.D, 1988).
Pada skope yang lebih besar terjadi penghanyutan (erosi) tanah secara kontinue sehingga akan muncul soil-soil kepermukaan tanah dan peristiwa ini akan memodifikasi profil. Konsekuensinya tanah-tanah pada kemiringan besar memiliki solum yang tipis dengan kandungan bahan organik yang rendah dibandingkan dengan tanah pada bergelombang dan datar. Drainase yang baik, warna bahan tanah pada daerah-daerah rendah akan berubah dari kuning merah dan cokelat, menunjukkan aerasi tanah yang baik dengan kondisi oksidasi. Drainase buruk, berwarna kelabu dan ditemukannya sejumlah karatan-karatan berwarna kuning sebagai akibat reduksi besi ferri menjadi besi ferro. (Buckman & Brady, 1982).

Waktu
            Tanah sebagai hasil evolusi berubah secara tetap seperti perubahan bentuk bui. Mereka mempunyai siklus hidup dengan keadaan yang sama dimana bentuk muka bumi lambat laun menembus suatu siklus. Siklus hidup tanah teristimewa termasuk stadia bahan induk, tanah uda, tanah matang dan tanah tua. Pada tanah-tanah muda kandungan bahan organik meningkat dengan cepat sebab laju pertambahnan melebihi laju dekomposisi. Kematangan dicirikan oleh kandungan bahan organik yang konstan sebagai penambah diimbangi oleh yang hilang. Unsur yang tua dicirikan oleh kandungan bahan organik yang rendah dan menurun yang menunjukkan bahwa laju pertambahan susut dari tanah menjadi lebih mudah dilapukkan. (Foth.H.D, 1988).


          Berdasarkan hasil pengamatan pada profil tanah di lapangan, terlihat adanya lapisan yang terdiri dari lapisan I, lapisan II, lapisan III, lapisan IV,dan lapisan V. Dari kelima profil tersebut pada daerah yang sama, lapisan-lapisan tersebut terdapat perbedaan baik segi fisik, kimia, dan biologi. Perbedaan yang tampak dari lapisan-lapisan tanah pada profil I dan II yakni, dari segi warna, ukuran, dsb. Dapat dikatakan, baik pada tanah profil I maupun pada tanah profil II yang diamati dilapangan masih dalam tahap pembentukan awal, karena faktor pembentukan berhubungan dengan peristiwa erosi dimana tanah dapat berkembang menjadi sangat tebal setelah mencapai beberapa meter jika kecepatan erosi lebih kecil daripada pelapukan batuan.
            Batas suatu horizon dalam suatu profil tanah dapat dilihat dengan nyata/jelas atau baur, baik pada lapisan profil I maupun lapisan profil II.                                                        Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan kedalaman tanah pada tiap lapisan dalam proses pencucian dimana pada saat hujan, air tersebut akan mengalir turun kelapisan bawah bersama dengan mineral tanah dengan kecepatan yang tinggi sehingga menyebabkan adanya perbedaan horizon, ada yang baur dan ada yang nyata. (Hakim dkk, 1986) 
            Tekstur tanah lapisan 1 yaitu lempung berpasir, pada lapisan 2 teksturnya lempung liat berpasir, pada lapisan 3 teksturnya lempung berpasir, pada lapisan 4teksturnya lempung berpasir, dan pada lapisan 5 teksturnya pasir berlempung.
            Struktur tanah lapisan 1-5 pada tiap lapisan adalah kasar dan sedang. Hal ini disebabkan karena tanah pada lapisan 1 merupakan tanah agak tergenang sehingga struktur tanahnya lunak, sedangkan pada lapisan 2 merupakan tanah tergenang sehingga strukturnya lemah. Struktur glanular adalah struktur tanah yang sangat ideal untuk pertanian lahan kering karena struktur ini diperoleh dengan keadaan aerasi baik, kemampuan menyimpan air yang tersedia bagi tanaman yang besar, kegemburan tanah memudahkan pengolahan dan pertumbuhan akar yang optimum, serta drainase yang baik.
            Konsistensi tanah menunjukkan daya kohesi dan adhesi butir-butir tanah. Konsistensi tanah lapisan 1-5 pada lapisan satu dan lainnya adalah tanah yang plastis lekat. Hal ini disebabkan karena tanah lapisan 1-5 kaya akan fraksi liat, plastida dan juga kandungan liat lainnya yang cukup besar. daya lekat tanah bertambah besar dengan besarnya kandungan liat.
            Ordo adalah membagi lahan menjadi sesuai atau tidak dan tidak sesuai untuk digarap. Pada keadaan tertentu dapat dibuat ordo sesuai bersyarat. Klas menunjukkan tingkat kesesuaian lahan dalam ordo yang dilambangkan dengan angka. Sub-klas yaitu pembagian kelas berdasarkan jenis faktor pembatas. Subklas disimbolkan dengan huruf kecil dibelakang simbol klas. Unit merupakan pembagian subklas berdasarkan perbedaan satuan pengelolaan yang diperlukan. Unit dilambangkan dengan angka dalam kurung.





BAB IV
KESIMPULAN



Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil pengamatan praktikum profil tanah dilapangan adalah:
1.      Pada tanah dalam teksturnya lempung berliat, strukturnya sedang, tidak terdapat karatan dan konsistensi tanahnya menunjukkan daya kohesi dan adhesi butir-butir tanah.
2.      Tanah dangkal teksturnya kasar, strukturnya kasar, dan terdapat karatan
3.     Faktor-faktor pembentuk tanah yaitu iklim (khusus suhu dan curah hujan), jasad hidup terutama vegetasi, watak bahan induk terutama tekstur dan struktur. Tofografi daerah, waktu yang diperlukan bahan induk untuk membentuk tanah.
           


DAFTAR PUSTAKA


Buckman, O. Harry, Brady, C. Nyle. 1982. Ilmu tanah. Bharata Karya Aksara. Jakarta.
Foth, H.D.dan L.N.Turk. 1999. Fundamentals Of Soil Science. Fifth Ed. John Waley  & sons. New York.
Hakim, N.M.Y. Nyakta dkk. 1982. Dasar-dasar Ilmu tanah. Penerbit Universitas                        Lampung. Lampung.
Hardjowigeno,Sarwono. 2003. Ilmu Tanah. Akademika Presindo. Jakarta.
Hardjowigeno, Sarwono. 1985. Ilmu Tanah. Akademik Pressindo. Jakarta.
Pairunan, A.K, dkk. 1985. Dasar-dasar Ilmu Tanah. BKPT INTIM. Ujung Pandang.


















                                                                                              

Tidak ada komentar:

Posting Komentar